Tuesday, February 26, 2013

Movie Review : Warm Bodies (2013)

Okay, kamu pasti sudah bosan dengan film yang menggambarkan kisah cinta antara Vampire dan Manusia, atau Werewolf dan Manusia (Yes, I'm talking about that Twilight Saga), begitu juga dengan kisah cinta antara Penyihir, baik itu sesama Penyihir maupun antara Penyihir-Manusia, ataupun kisah cinta antara Hantu dan Manusia, rite? maka di awal 2013 ini, kamu akan disegarkan oleh sesuatu diluar dari yang saya sebutkan sebelumnya, Please Welcome, Warm Bodies.

Sebuah Film besutan dari Jonathan Levine ini merupakan film yang diadaptasi dari sebuah Novel dengan judul yang sama karangan dari Isaac Marion. So, What's the story about?



Let's just fly to some post-apocalypse-era dimana sebuah kejadian misterius terjadi dan menyisakan sekelompok manusia yang terisolir karena bisa terserang atau bahkan yang lebih parah lagi, terinfeksi oleh Zombie, Ya, Zombie. Entah itu karena serangan senjata biologis, atau karena serangan nuklir, Zombie-zombie ini adalah mayat-mayat yang masih 'tersisa' otak-nya dan bangkit untuk mencari otak-otak yang masih segar. R (Nicholas Hoult) adalah salah satu zombie yang setiap harinya berkeliaran untuk mencari mangsa, bersama dengan teman-nya M (Rob Corddry).

Colonel Grigio (John Malkovich) membentuk pasukan agar teritorinya serta sekelompok orang yang tersisa tetap aman, diantaranya putrinya sendiri Julie (Theresa Palmer), Julie's BBF Nora (Analeigh Tipton), Julie's BF Perry (Dave Franco), dan beberapa pasukan lainnya.

As a daily chores, Julie and friends mencari obat-obatan yang tersisa di sebuah drugstore, pada saat itu sekelompok Zombie termasuk R & M menyerang kawanan Julie, termasuk pacar-nya Julie sendiri, Well, we all know how to kill a zombie, rite? if you don't shoot the fuckin head, then you're the one soon to be dead, Perry adalah salah satu korban dari insiden tersebut. Dari sisi zombie sendiri, then you should eat the human's brains, karena menyisakan otak manusia, maka manusia tersebut juga nantinya bakalan berevolusi menjadi zombie. So, R segera menghabisi Otak Perry. So What happens if a Zombie's eat a human's brains? Ternyata memori yang ada di otak tersebut sedikit banyaknya berpindah ke Zombie, interesting, huh?

Then, R menyerap memory dari Perry sehingga dia iba untuk menyantap Julie, tak hanya iba untuk tidak menyantap, R bahkan menyelamatkan Julie dari gerombolan Zombie lainnya. Dan akhirnya Julie dibawa ke sebuah Pesawat usang yang menjadi tempat tinggal dari R. Time by time, day by day, Julie pun mulai 'terbiasa' dengan polah R, tapi Julie harus kembali ke daerah tempat dia tinggal, dan Ayahnya pun mulai mengerahkan pasukan untuk mencari Julie.

It's Great! you know, at first, banyak orang-orang yang menyamakan Warm Bodies dengan The Twilight Saga,  karena formula yang digunakan emang mirip, first, Kisah Cinta yang diluar normal, second, Nick Hoult (yang dari segi wajah banyak disamakan dengan Edward), third, Kisah Cinta yang diangkat dari Novel, dan yang terakhir adalah Summit Entertainment, studio yang sama dengan The Twilight Saga. Nah, dari 4 poin tersebut, tak heran jika banyak yang berkspektasi bahwa Warm Bodies bakalan mengikuti jejak dari The Twilight Saga, khususnya dari segi teknis. Faktanya? Menurut saya pribadi, It's Much-much better than The Twilight Saga.

Warm Bodies bukan hanya sekedar menceritakan kisah cinta antara Manusia dan Zombie semata, tetapi ikut menggambarkan lingkup yang jauh lebih luas. Setting lokasi yang muncul juga meyakinkan, termasuk untuk shelter-shelter kumuh hingga kawasan-kawasan yang terabaikan. Make Up? kayaknya untuk hal kecil seperti ini Hollywood sudah tidak diragukan lagi karena make up yang digunakan untuk para Zombie memang sudah sangat meyakinkan.

Yang paling saya suka dari Warm Bodies adalah pemilihan Soundtrack-nya yang super ciamik. Dalam artian ciamik, musik-musik yang dipilih sesuai untuk scene-scene tertentu, tak peduli itu musik modern ataupun ehm, jadul. Kamu bisa mendengarkan Feist, Bon Iver, M83 hingga ke John Waite. Nggak heran juga sih, R sendiri punya selera musik yang bagus, terlihat dari koleksi piringan hitamnya. And my most favorite music+scene adalah scene yang menggunakan lagu M83, Midnight City. iykwim.

Sebelum Warm Bodies, I know Jonathan Levine lewat Drama Komedi 50/50 yang menampilkan Joseph Gordon-Levitt dan juga Seth Rogen, dan overall menurut saya menikmati Warm Bodies diatas 50/50. Bagaimana Jonathan bisa menggunakan waktu maksimal untuk menceritakan keseluruhan film dengan padat tanpa harus kehilangan kesan Drama, Komedi, Horor, hingga Cute-ness yang ditampilkan.

Yaa, tergantung karakteristik aktor-aktrisnya juga ya, dan di Warm Bodies ini beneran klop, let's start from Nick Hoult yang memerankan karakter Zombie-nya dengan baik, ditambah dengan Rob Corddry yang memerankan Zombie kocak. Theresa Palmer yang wajahnya mirip dengan Kristen Stewart, juga lebih ekspresif, John Malkovich? I don't really have to say why, rite? dan mungkin salah karakter yang paling saya sukai adalah Analeigh Tipton yang menjadi Julie's Sidekick, Nora (yang sebelumnya pernah kamu kenali lewat Crazy, Stupid, Love) dengan wajahnya yang komikal, selain memberikan kesan komedik, juga menjadi scene-stealer.

Sedikit trivia, karakter-karakter yang muncul di Warm Bodies ternyata terinspirasi dari kisah Romeo & Juliet, first, R dari Romeo, Julie untuk Juliet, Perry untuk Paris, M untuk Mercutio, hingga Nora untuk karakter Nurse (dan Nora juga akhirnya menjadi Suster di film Warm Bodies.

So, let's just close this review, kalau melihat dari film-nya, saya mengira kalau Warm Bodies tidak akan berlanjut, baik itu ke Prequel, atau Sequel, tapi setelah menyontek Wikipedia, Isaac Marion sang penulis ternyata sudah menerbitkan 2 untuk masing-masing Prequel dan Sequel, so, kamu siap untuk kelanjutannya?

ps : yes, the first picture are meant to be the Warm Bodies Sondtrack, but does it really matter? it's still a Wam Bodies images by the way.

3 comments :

  1. saya termasuk yg mengira ini film another twailait, LOL
    tapi ternyata ane malah bisa nikmatin, mungkin karena ini lebih fun kali ya..jadi ga menye2 kaya yg itu..

    tapi btw, Teresa palmer aga2 mirip Kstew deh mukanya..cuma lebih ceria Teresa.. ^^

    ReplyDelete
  2. Haha, Iya bro, bener banget! fun tapi ngga menye-menye kayak yang itu :p

    Emang mirip!! tapi lebih seneng liat wajah Teresa sih, personally.

    ReplyDelete
  3. Kalau di Indonesia Teresa Palmer mirip ama Nana Mirdad, dari segi pandangan wajahnya terhadap orang lain, senyumnya terus mimik sama ekspresi wajahnya hampir mirip Nana Mirdad. Bedanya rambut palmer pirang kalau Nana hitam, matanya Nana hitam sedangkan Teresa biru :) coba deh perhatikan baik-baik mereka seperti punya ikatan saudara.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 

Subscribe to the Newsletter

Contact Me

Send an E-mail to : adhrdi@gmail.com

The Blogger