Saturday, January 22, 2011

Movie Review : 127 Hours (2010)


Apa yang membuat Anda bosan dalam kehidupan Anda sehari-hari? pasti banyak sekali. Salah satunya adalah kehidupan yang statis dimana hari Senin-Jum’at Anda bekerja, sedangkan Sabtu-Minggu adalah hari untuk beristirahat, Hasilnya? Anda akan mengalami kebosanan dengan rutinitas-rutinitas seperti itu. Kebanyakan hal-hal seperti ini terjadi di kota-kota besar. Tak terkecuali di Indonesia sendiri, khususnya Jakarta. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk terhindar dari rasa bosan tersebut? Sebenarnya ada banyak sekali cara untuk menghilangkan rasa bosan tersebut. Salah satunya yaitu melakukan hal-hal yang berbeda pastinya.

Seperti yang dilakukan oleh Aron Ralston (James Franco). "I'm only a psychopath on weekdays. It's Saturday." Itulah yang dikatakan oleh Aron. Kalau di hari-hari biasa Ia bekerja dan mengalami berbagai rutinitas dan sebagainya, maka di akhir pekan ia pun melakukan hal-hal yang bisa membuatnya untuk menghilangkan kejenuhan. Dan kali ini, 25 April 2003, Aron mencoba untuk menaklukkan Grand Canyon (untuk kesekian kalinya), lebih tepatnya kali ini Aron ingin mengunjungi Blue John, sebuah kawasan yang ada di Grand Canyon tersebut

Medan yang curam, kering, tandus, dan sempit menjadi santapan Aron. Dan saat ingin menjelajahi sebuah area di Grand Canyon. Crash! sebuah batu tergelincir dan membuat tangan Aron terjepit. Ya. Terjepit sehingga membuat Aron terperangkap dalam area yang sempit itu. Apa yang bisa dilakukan Aron? Usaha yang pertama dilakukan Aron adalah bagaimana Ia bisa menggeser batu tersebut. Tapi sepertinya hal itu mustahil karena posisi batu benar-benar sudah klop diantara bebatuan lainnya. Oke, Usaha selanjutnya? Menggunakan telepon seluler sepertinya satu-satunya solusi bagi Aron karena hanya berteriak meminta pertolongan bukanlah tindakan yang tepat untuk dilakukan ditengah-tengah Grand Canyon. Tapi, Aron justru tidak membawa telepon seluler! What?! Yes, It Is. Tujuan Aron yang ingin menjauh dari hiruk pikuk keramaian kota dan tanpa telepon seluler. Toh juga di 2003, zaman belum terlalu dipenuhi oleh BlackBerry seperti sekarang ini kan?

Tak ada hal lain yang bisa dilakukan Aron. Untungnya Ia berpikir jernih dan tidak panik sehingga masih bisa mengatur situasi. Aron mengeluarkan segala isi tasnya dan berpikir, Apa yang bisa ia gunakan untuk bisa keluar dari situasi ini. Camcorder, Digital Camera, Lampu Senter, Multi-tool Made in China, Sebotol Air, Sepotong Roti, dan Tali. Itulah barang-barang yang tertinggal di dalam tas ransel Aron. Hanya Multi-tool sepertinya yang bisa digunakan Aron untuk mengikis bebatuan, tapi sayang, Pisaunya cepat tumpul sehingga usaha Aron pun sia-sia. Aron harus tetap berpikir dan berusaha untuk bisa keluar dari sana, karena persediaan makanan yang sudah habis, begitu juga dengan air minum. Untunglah Aron yang berpikir tenang mampu membagi pasokan airnya, walapun pada akhirnya dia kehabisan stock.

Danny Boyle, sebagai sang sutradara yang dulunya pernah menyutradarai film Oscar, Slumdog Millionaire kini kembali lewat 127 Hours. Keindahan-keindahan Pantai Phi Phi Island dalam The Beach kini berganti menjadi keindahan alam yang Maha-Dahsyat dari Grand Canyon. dan kesendirian sang tokoh utama seperti di 28 Days Later pun kini ada di 127 Hours. Pembawaan-pembawaan yang unik dalam film ini menjadi sebuah daya tarik, contohnya penggunaan triple-view untuk beberapa adegan hingga ke grafis yang membuat lebih fresh, seperti photo-capture, dan banyak lagi. Ya, bukan Danny Boyle namanya kalau tidak membuat sebuah film yang akan diingat-ingat oleh para penontonnya, dalam arahan positif ya. :)

Selama berjalannya film, ada hal-hal kecil yang saya suka dari film ini. Contohnya ketika Aron yang hanya mendapatkan cahaya matahari selama 15 menit tiap pagi, terus ada burung gagak yang juga sering lewat, dan lain sebagainya. Untuk keseluruhan filmnya, Scene ketika Aron mengabadikan dirinya dalam camcorder adalah salah satu part yang juga saya sukai. Aron membuat semacam footage untuk jaga-jaga kalau nanti dirinya tidak selamat dari situ. Lainnya, Saya benar-benar suka dengan pemikiran Aron yang sangat tenang sehingga bisa menenangkan dirinya sendiri.

Kalau di Buried Ryan Reynolds menjadi One-Man-Show. Kali ini pun James Franco juga menjadi One-Man-Show. Tapi situasinya jauh lebih terang yang berbeda dengan kondisi di Buried. Dan James Franco pun bener-bener hebat bisa membawakan peran ini dengan begitu baik. Ada sebuah scene dimana James memainkan multi-characters disini dan itu benar-benar kocak! Yah, James Franco emang aktor yang kocak sih, liat aja aktingnya di Pineapple Express dan juga Date Night. Tapi hebatnya, Ia juga bisa bermain serius! The Real Actor!

127 Hours sendiri merupakan sebuah film yang diangkat dari kisah nyatanya Aron Ralston, Between a Rock and A Hard Place. Sebuah film yang menginspirasi kita untuk tetap berpikir jernih dalam kondisi apapun. Walaupun saya belum membaca bukunya, tapi menurut saya Danny Boyle sudah berhasil menghidupkan buku ini lewat 127 Hours!

Share/Save/Bookmark

3 comments :

  1. tulisan awalnya kok gede hehe..
    pengen liat scene yang adegan tubuh patah itu.. kek nya serem
    mau donlod gag sempet2

    ReplyDelete
  2. gimana caranya bikin blog begini, bisa insert gambar gambar dan link kemana mana ...mmm dasar gue gaptek nih -- nana sitompul

    ReplyDelete
  3. @Bee > Nggak tau tuh Blogger suka error pas editing tulisan :D.

    Iya, Adegan-adegannya difilmnya bikin ngilu- Tapi ceritanya oke bee, tonton deh---


    @Nana > kalo di blogger ada pilhannya sih mbak jadi tinggal upload ama link-ing aja..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 

Subscribe to the Newsletter

Contact Me

Send an E-mail to : adhrdi@gmail.com

The Blogger